Minggu, 25 November 2012

Kelas XI Semester 3 dan 4 Kegiatan Belajar 1




PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT SERTA PENGARUH YANG DI TIMBULKAN DI BERBAGAI DAERAH
1.      Masuknya Kekuatan-Kekuatan Asing di Indonesia
Berkembangnya pengaruh paham-paham bangsa Eropa di dunia timur termasuk Indonesia, tidak terlepas dari keadaan eropa saat itu. Bangsa Eropa yang datang ke dunia timur disebabkan oleh kondisi bangsa eropa yang sangat memerlukan rempah-rempah yang didatangkan dari dunia timur. Salah satunya bangsa yang merupakan sumber penghasil rempah-rempah adalah Indonesia.
Pada awalnya eropa mendapatkan rempah-rempah pada bandar-bandar  yang ada di laut tengah. Tetapi setelah Kesultanan Turki Usmani mengembangkan kekuasaan di laut tengan, muncul pelarangan terhadap pedagang-pedagang eropa melakukan kegiatan di laut tengan. Dengan tertutupnya aktivitas perdagangan bangsa-bangsa eropa di laut tengan muncul keinginan bangsa eropa untuk mencari sendiri pusat rempah-rempah yang ada di dunia timur. Hal ini mengakibatkan berkembangnya penjelajahan Samudra yang dipelopori oleh Spanyol dan Portugis.


Disamping itu, kedatangan bangsa eropa ke dunia timur termasuk ke Indonesia juga tidak terlepas dari kondisi eropa sebagai akibat dari Revolusi Perancis, Revolusi Industri, dan Merkantilisme yang berdampak terhadap dunia international.
A.    Revolusi Perancis (14 Juli 1789)
Revolusi Perancis adalah revolusi social dan politik akibat tindakan absolutisme (tindakan sewenang-wenang raja terhadap rakyat Perancis) yang ditandai dengan penyerangan Penjara Bastille.
Semboyan Revolusi Perancis adalah Liberti (Kebebasan), Egolite (Persamaan) dan Fraterinte (Persaudaraan).
Revolusi Perancis sangat berpengaruh terhadap berbagai bidang kehidupan baik bagi Perancis sendiri maupun Dunia International.
Dampat Revolusi Perancis bagi dunia international adalah :
1.      Bidang Politik
Ø  Tersebarnya paham liberalisme
Ø  Meluasnya perkembangan paham demokrasi
Ø  Meluasnya perkembangan paham nasionalisme
Ø  Berkembangnya ide aksi revolusioner
2.      Bidang Ekonomi
Ø  Timbulnya industry-industri di eropa
Ø  Kehidupan perdagangan beralih dari pantai ke daerah pedalaman
Ø  Inggris kehilangan pasar di eropa karena Prancis menjalankan politik kontinental
3.      Bidang Sosial
Ø  Penghapusan Feodalisme
Ø  Pendidikan dan pengajaran merata di semua lapisan masyarakat
Ø  Berkembangnya Hak Asasi Manusia di dunia

B.     Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan suatu istilah yang menandai perubahan yang radikal dan cepat terhadap perkembangan kemampuan manusia dalam menciptakan peralatan kerja yang meningkatkan hasil produksi.
Revolusi Industri mula-mula berkembang di Inggris, kemudian berkembang ke daratan Eropa dan menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Revolusi Industri membawa akibat yang sangat luas dalam berbagai bidang kehidupan manusia seperti :
Ø  Munculnya industry secara besar-besaran
Ø  Timbulnya golongan berjois dan golongan buruh
Ø  Timbulnya imperialisme modern, Negara penjajah mencari tanah jajahan karena terdorong oleh kepentingan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan industry yaitu untuk mencari bahan mentah dan memasarkan hasil industri.

C.     Merkantilisme
Merkantilisme merupakan cara untuk mengatur kegiatan ekonomi dalam pertumbuhan kapitalisme pada awal zaman modern di Eropa dengan cara :
Ø  Berusaha memiliki logam mulia sebanyak-banyaknya
Ø  Menggalakkan perdagangan luar negeri
Ø  Menggalakkan kegiatan industry dengan mengubah bahan baku menjadi bahan jadi.
Ø  Negara mengawasi perkembangan ekonomi
Negara-negara yang menganut merkantilisme menggunakan emas & perak sebagai standar kekayaan, hal ini mendorong Negara-negara eropa untuk mencari tanah jajahan.

Kekuatan-kekuatan asing yang masuk ke Indonesia adalah ekspedisi pelayaran yang dilakukan oleh bangsa barat yaitu Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris sejak lahir abad 15-16 masa ini disebut Abad Penjelajahan Samudra.
Beberapa factor pendorong penjelajahan Bangsa Eropa adalah :
a.    Kisah perjalanan Marcopolo (1254 – 1324) seorang pedagang dari Venesia, Italia ke Cina yang dituangkan dalam buku “Book of Various Experiences” mengisahkan tentang keajaiban dunia atau Imago Mundi.
b.    Jatuhnya Kostantinopel, ibukota Romawi Timur ke tangan Kesultanan Turki tahun 1453 menyebabkan terputusnya hubungan dagang ke dunia timur. Bangsa barat berusaha mencari jalan sendiri ke pusat rempah-rempah di Asia.
c.    Adanya semangat penaklukan (Reconquesta) terhadap orang-orang yang beragama islam serta membuat daerah-daerah kekuasaan yang dimiliki kerajaan-kerajaan islam tersebut.
d.   Berkembangnya teknik pelayaran dan penemuan kompas guna menentukan arah dan posisi laut.
e.    Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo-Galileo menyatakan bahwa bumi ini bulat.
f.     Adanya keinginan untuk mengetahui lebih jauh mengenai rahasia alam semesta, keadaan geografi, dan bangsa-bangsa yang tinggal di belahan bumi lainnya.
g.    Ingin memperoleh keuntungan/kekayaan sebanyak-banyaknya.
Setelah mengetahui factor pendorong masuknya kekuatan asing di Indonesia. Uraian berikut ini dapat anda pelajari mengenai penjelajahan bangsa-bangsa eropa sejak akhir abad 15.
a.    Penjelahan Bangsa Portugis
Pelopor penjelajahan Portugis adalah Pangeran Henry “Pelaut” (1294-1460) yang sampai di pantai Barat Afrika dan mereka menemukan emas di Afrika. Pada tahun 1487 Bartholomeus Diaz mencapai ujung Afrika Selatan yang disebut Tanjung Harapan. Penjelajahan ini lau di teruskan oleh Vasco da Gama (1497-1499) sampai di Goa (India). Dari India para penjelajah kembali Lisabon/Lisboa dengan membawa barang dagangan yang sangat berharga.
b.    Spanyol
Bangsa Spanyol berlayar ke arah Barat. Dasar penjelajahan kedua Bangsa tersebut adala kesepakatan/Perjanjian Thordesillas tahun 1492 setelah Spanyol dan Portugis sepakat meminta restu Paus untuk menyebarkan ajaran agama Katolik ke seluruh dunia.
Isi dari Perjanjian Thordesillas menetapkan : Portugis berlayar ke Timur dan Spanyol ke Barat masing-masing kepulauan Tanjung Verdee yang terletak di sebelah Barat Afrika
Para penjelajah samudra yang berasal dari Spanyol adalah : Columbus dan Magelhaens (Magellan) Columbus melakukan empat kali pelayaran ke Amerika antara tahun 1492-1502 dan menemukan kepulauan Karibia. Sampai ia wafat pulau-pulau yang pernah didaratinya seperti Haiti, Yamaica, Puerto, Rico, Cuba, Deminica, dan Hondures diyakininya sebagai India.
Magelhaens berlayar dari Spanyol kea rah barat daya melintasi Samudra Atlantik sampai di ujung selatan Amerika yang disebut selat Magelhaens kemudian menyebrangi Samudara Pasifik dan mendarat di Philipina tahun 1521. Magelhaens terbunuh. Pelayaran dilanjutkan oleh Sebastian del Cano yang tiba di Maluku (Tidore) pada tahun 1522. Pelayaran Magelhaens berpengaruh bagi dunia ilmu pengetahuan, yaitu :
1.      Bukti bahwa bumi bulat.
2.      Samudra Pasifik demikian luas.
3.      Bumi ini lebih besar dibandingkan dengan yang selama ini dipercaya orang.
Untuk menghindari permusuhan antara kedua Negara tersebut maka diperbaharuilah perjanjian Thordesillas menjadi perjanjian Saragosa pada tahun 1521 dengan isi :
1.      Daerah kekuasaan dan pelayaran Portugis adalah dari Brazilia ke Timur sampai Halmahera (Maluku).
2.      Spanyol berkuasa atas Mexico ke Barat terus sampai Philipina.
c.    Belanda
Pada tahun 1580 Portugis diduduki oleh Spanyol sementara itu Belanda terlibat perang kemerdekaan melawan Spanyol thaun 1568-1648 maka oleh Spanyol para pedagang Belanda tidak diijinkan membeli rempah-rempah yang terpusat di Lisabon. Para pedagang Belanda kemudian berusaha mencari sendiri pusat rempah-rempah di dunia Timur.
Para petualang Belanda beruntung karena mereka memperoleh informasi perjalanan bangsa Portugis ke Asia dan Indonesia dari Jan Huygen Van Linschoten, seorang penjelajahan Belanda yang ikut pelayaran Portugis sampai ke Indonesia
Pada tahun 1596, Cornelis de Houtman dengan empat buah kapal berawak 249 orang mendarat di Banten. Kehadiran Belanda di Nusantara mengawali penjajahan di Indonesia ditandai dengan terbentuknya VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) tahun 1602.
d.   Inggris
Kedatangan pedagang Barat (Spanyol, Portugis dan khususnya Belanda) menjadi awal berkembangnya kolonialisme Belanda di Indonesia, karena dalam perkembangannya Belanda merupakan satu-satunya Bangsa Eropa yang mampu menancapkan kekuasaannya yang permanen hingga ratusan tahun.

2.      VOC (Vereenigde Osst Indische Compagnie)
VOC di bentuk pada tanggal 20 Maret 1602 dengan tujuan adalah menghindarkan persaingan antar pengusaha Belanda (intern) serta mampu menghadapi persaingan dengan bangsa lain terutama Spanyol dan Portugis sebagai musuhnya (ekstern).
Kepemimpinan VOC di pegang oleh dewan beranggotakan 17 orang yang berkedudukan di Amsterdam. Oleh pemerintah Belanda, VOC diberi oktroi (hak istimewa) sebagai berikut :
1.      Dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia.
2.      Monopoli perdagangan.
3.      Mencetak uang mengedarkan uang sendiri.
4.      Mengadakan perjanjian.
5.      Menaklukkan perang dengan Negara lain.
6.      Menjalankan kekuasaan kehakiman.
7.      Pemungutan pajak.
8.      Memiliki angkatan perang sendiri.
9.      Mengadakan pemerintahan sendiri.
Untuk melaksanakan kekuasaannya di Indonesia diangkatlah jabatan Gubernur Jenderal VOC antara lain :
1.      Pieter Both, merupakan Gubernur Jendral VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619 di Ambon.
2.      Jan Pieterzoon Coen, merupakan Gubernur Jenderal kedua yang memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta (Batavia). Karena letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara memudahkan pelayaran ke Belanda.
Setelah berpusat di Batavia, VOC melakukan perluasan kekuasaan dengan pendekatan serta campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia antara lain Mataram, Banten, Banjar, Sumatra, Gowa (Makasar) serta Maluku. Akibat hak monopoli yang dimilikinya. VOC memaksakan kehendaknya sehingga menimbulkan permusuhan dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Untuk menghadapi perlawanan bangsa Indonesia VOC meningkatkan kekuatan militernya serta membangun benteng-benteng seperti di Ambon, Makasar, Jayakarta dan lain-lain.
Cara yang dilakukan VOC untuk memperoleh monopoli perdagangan di Indonesia yaitu :
1.      Melakukan pelayaran hongi untuk memberantas penyelundupan. Ini dilakukan untuk merampas setiap kala penduduk yang menjual langsung rempah-rempah kepada pedagang asing seperti Inggris, Perancis, dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai dipelabuhan Makasar. Hongi adalah nama jenis perahu di Maluku yang bentuknya panjang dipakai untuk patrol laut Belanda yang didayung secara paksa oleh penduduk setempat.
2.      Melakukan Ekstirpasi yaiatu penebangan tanaman, milik rakyat dengan tujuan mempertahankan agar harga rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen berlebihan (over produksi).
3.      Perjanjian dengan raja-raja setempat terutama yang kalang perang wajib menyerahkan hasil bumi yang dibutuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC. Penyerahan Wajib ini disebut Verplichte Leverantien.
4.      Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak, yang disebut dengan Contingenten.
Seiring dengan perubahan permintaan dan kebutuhan di Eropa dari rempah-rempah ke tanaman industry yaitu Kopi, Gula dan teh. Maka pada abad ke 18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk menanam ketiga jenis barang komoditi tersebut. Misalnya tebu di Muara Angke (sekiat Batavia), kopi dan teh di daerah Priangan.
Dalam melaksanakan pemerintahan VOC banyak mempergunakan tenaga Bupati. Sedangkan bangsa Cina dipercaya untuk pemungutan pajak dengan cara menyewakan desa untuk beberapa tahun lamanya.
Pada pertengahan abad ke 18 VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab sehingga dibubarkan yaitu :
1.      Banyak pengawai VOC yang curang dan korupsi.
2.      Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari Gowa.
3.      Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang banyak.
4.      Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah pemasukan VOC kekurangan.
5.      Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis.
6.      Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Batak 1795 yang demokratis dan liberal menganjurkan perdagangan bebas.
Berdasarkan alasan diatas maka VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7 Juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia.

3.      Terbentuknya Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda
Situasi di Eropa membawa perubahan pemerintahan di Belanda. Pada tahun 1795 tentara Perancis menyerbu Belanda sehingga pangeran willem V melarikan diri ke Inggris. Kerajaan Belanda (Holand) selanjutnya dipimpin oleh Louis Napoleon, adik Napoleon Bonaparte, Kaisar Prancis. Louris Napoleon kemudian mengangkat Gubernur Jenderal untuk memerintah daerah colonial Hindia Belanda bernama Herman Willem Daendels.
a.      Masa Pemerintahan H.W Daendels di Indonesia (1808-1811)
Pada masa Daendels berkuasa, Prancis bermusuhan dengan Inggris dalam perang koalisi di Eropa. Maka tugas utama Daendels di Hindia Belanda adalah mempertahankan pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris.
Untuk melaksanakan tugas tersebut langkah-langkah yang ditempuh H.W Daendels adalah sebagai berikut :
1.      Bidang Pertahanan
·      Menambah jumlah prajurit menjadi 18.000 yang sebagian besar dari suku-suku bangsa di Indonesia (pribumi).
·      Membangun benteng di beberapa kota dan pusat pertahanannya di Kalijati Bandung.
·      Membangun jalan raya dari Anyer sampai Penarukan kurang lebih 1.000 Kilometer yang diselesaikan dalam waktu 1 tahun dengan kerja paksa/rodi di setiap 7 kilometer dibangun pos jaga.
·      Membangun armada laut dan pelabuhan armada dengan pusat di Surabaya.
2.      Bidang Keuangan
·         Mengeluarkan mata uang kertas.
·         Menjual tanah produktif milik rakyat kepada swasta sehingga muncul tanah swasta (partikelir) yang banyak dimiliki orang Cina, Arab dan Belanda.
·         Meningkatkan pemasukan uang dengan cara-cara sebelumny (VOC) yaitu memborongkan pungutan pajak. Contingenten, penanaman kopi, dll.
3.      Bidang Pemerintahan
·         Membentuk secretariat Negara untuk membereskan administrasi Negara.
·         Kedudukan Bupati sebagai penguasa tradisional diubah menjadi pegawai pemerintahan dan digaji.
·         Memindahkan pusat pemerintahan dari Sunda Kelapa ke Welterreden (sekarang gedung Mahkamah Agung di Jakarta).
·         Pulau Jawa dibagi menjadi 9 wilayah.
·         Membangun kantor-kantor pengadilan.
Sisi negative dari pemerintahan Daendels adalah membiarkan terus praktek perbudakan serta hubungan dengan raja-raja di Jawa yang buruk, sehingga menimbulkan perlawanan. Pada tahun 1811 Daendels ditarik ke Eropa digantikan oleh Gubernur Jendral Jansen yang semula bertugas di Tanjung Harapan (Afrika Selatan).
b.      Masa Pemerintahan Thomas Stamfort Raffles di Indonesia 1811-1816
Pada tahun 1811 pimpinan Inggris di India yaitu Lord Muito memerintahkan Thomas Stamford Raffles yang berkedudukan di Penang (Malaya) untuk menguasai Pulau Jawa. Dengan mengerahkan 60 kapal, Inggris berhasil menduduki Batavia pada tanggal 26 Agustus 1811 dan pada tanggal 18 September 1811 Belanda menyerah melalui Kapitulasi Tuntang dengan isi :       
1.      Pulau Jawa dan sekitarnya di kuasai Inggris.
2.      Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris.
3.      Orang Belanda dapat dijadikan pegawai Inggris
Pemerintahan Inggris di Indonesia dipegang oleh Raffles yang diangkat sebagai Letnan Gubernur dengan tugas mengatur pemerintahan dari peningkatan perdagangan dan keamanan.
1.      Bidang Pemerintahan
·   Membagi Pulau Jawa menjadi 18 Keresidenan/kecamatan.
·   Mengangkat Bupati menjadi pegawai negeri yang digaji.
·   Mempraktekkan system yuri dalam pengadilan seperti di Inggris.
·   Melarang adanya perbudakan.
·   Membangun pusat pemerintahan di Istana Bogor.
2.      Bidang Perekonomian dan Keuangan
·   Melaksanakan system sewa tanah (Land Rente), tindakan ini didasarkan pada pendapatan bahwa pemerintah Inggris adalah yang berkuasa atas semua tanah, sehingga penduduk yang menempati tanah wajib membayar pajak.
·   Meneruskan usaha yang pernah dilakukan Belanda misalnya penjualan tanah kepada swasta, serta penanaman kopi.
·   Melakukan penanaman bebas, melibatkan rakyat ikut serta dalam perdagangan.
·   Memonopoli garam agar tidak dipermainkan dalam perdagangan karena sangat penting bagi rakyat.
·   Menghapus segala penyerahan wajib dan kerja rodi.
Pemerintahan Raffles hanya bertahan sampai tahun 1816 karena keadaan di negeri jajahan rupanya sangat tergantung pada keadaan di negeri Eropa. Pada tahun 1814 Napoleon Bonaparte kalah melawan raja-raja di Eropa dalam perang koalisi. Untuk memulihkan kembali keadaan Eropa maka diadakan kongres Wina 1814 sedangkan antara Inggris dan Belanda di tindaklanjuti.
Convention of London 1814 yang berisi :
1.      Belanda menerima kembali jajahannya yang diserahkan kepada Inggris dalam kapitulasi Tuntang.
2.      Inggris memperoleh Tanjung Harapan dan Srilangka dari Belanda.
Konsekuensi dari penjajahan tersebut maka Inggris meninggalkan Pulau Jawa. Raffles kemudian menduduki pos di Bengkulu. Pada tahun 1819 Inggris berhasil memperoleh Singapura dari Sultan Johor. Pada tahun 1824 Inggris dan Belanda kembali berunding melalui Treaty of London tahun 1824 isinya antara lain :
1.      Belanda memberikan Malaka kepada Inggris dan sebaliknya Inggris memberikan Bengkulu kepada Belanda.
2.      Belanda dapat berkuasa di sebelah selatan garis parallel Singapura sedangkan Inggris di sebelah utaranya.

4.      Berlakunya Sistem Tanam Paksa dan Usaha Swasta
Setelah kembali menguasai Indonesia, pemerintahan Belanda dipegang oleh 3 orang komisaris Jenderal yaitu Elout, Vander Capellen dan Buyskes. Keuangan Belanda merosot karena selain kerugian VOC yang harus di bayar juga karena biaya yang amat besar untuk menghadapi perang Diponegoro dan perang Paderi. Di Eropa, Belgia memisahkan diri pada tahun 1830 padahal daerah industri banyak di wilayah Belgia.
Untuk mengatasi kesulitan ekonomi tersebut diberangkatkan Johannes Van de Bosch sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda dengan tugas meningkatkan penerimaan Negara untuk mengatasi masalah keuangan. Cara yang dilakukan oleh Van de Bosch untuk meningkatkan penerimaan Negara yaitu memberlakukan system tanam yang kemudian menjadi tanam paksa. Peraturan tanam paksa yang dikeluarkan Van de Bosch mewajibkan rakyat membayar pajak dalam bentuk hasil pertanian (inatura), khususnya kopi, tebu dan nila. Dengan demikian akan diperoleh barang eksport yang banyak untuk dikirim ke Belanda dan dijual ke Eropa serta Amerika. Ketentuan-ketentuan pokok tanah paksa yaitu :
1.      Penduduk diharuskan menyediakan sebagian tanahnya untuk tanaman yang laku dijual (di eksport) ke Eropa.
2.      Tanah yang dipergunakan tidak melebihi 1/5 tanah yang dimiliki penduduk desa.
3.      Waktu untuk memelihara tanaman tidak melebihi waktu yang diperlukan untuk memelihara tanaman padi.
4.      Bagian tanah yang ditanami tersebut bebas pajak.
5.      Bila hasil bumi melebihi nilai pajak yang harus dibayar rakyat maka kelebihan hasil bumi tersebut diberikan kepada rakyat.
6.      Jika gagal panen yang tidak disebabakan oleh kesalahan petani maka kerugian ditanggung pemerintah.
7.      Penduduk yang bukan petani wajib bekerja di kebun, pabrik atau pengangkutan untuk kepentingan Belanda.
Peraturan tanam paksa tersebut tidak di jalankan dengan baik oleh para Bupati, Kepala Desa, dan Pegawai Belanda sehingga membebani rakyat jika peraturan tanam paksa dilaksanakan dengan baik tidak akan membebani rakyat. Penyimpangan itu terjadi karena adanya iming-iming agar para bupati, kepala desa serta pegawai Belanda yang bekerja dengan sungguh-sungguh akan diberi perangsang yang disebut Culture Crosenten yaitu bagian (prosen) dari tanaman yang disetor sebagai bonus selain pendapatan yang biasa mereka terima. Contoh penyimpangan adalah tanah yang dipakai bias lebih dari 1/5 bagian, selisih harga tidak diberikan kepada ke petani, kegagalan panen ditanggung petani, rakyat masih diwajibkan kerja rodi. Dengan penyimpangan tersebut para aparat pemerintah dan bupati dapat mengumpulkan Cultur Rocenten yang banyak untuk memperkaya diri di atas penderitaan rakyat. Terjadi kemiskinan, kelaparan dan kematian. Contoh di Cirebon (1844), Denmark (1848), Grobogan Purwodari (1849).
Penyimpangan terhadap aturan tanam paksa menimbulkan reaksi, berbagai pihak menuntut dihapuskan. Reaksi terhadap penyimpangan tanam paksa yaitu  datang dari :
1.      Golongan humanis yang berjuang untuk kemanusiaan yaitu :
·   Baron Van Houvel, seorang pendeta yang mengungkapkan kesengsaraan rakyat akibat tanam paksa baik di majalah, forum pertemuan maupun di DPR Belanda.
·   Eduard Douwes Dekker dengan nama samara Multatuli (Berarti aku yang banyak menderita) yang mengarang buku dengan judul Max Havelaar atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda pada tahun 1858. Ia melukiskan penderitaan rakyat akibat tanam paksa.
2.      Golongan Pengusaha Swasta Belanda yang menghendaki adanya kebebasan berusaha di Indonesia melalui sidang parlemen di Belanda. Sehingga tanam paksa mulai dihapuskan secara bertahap yaitu pada tahun 1865 tanaman nila, kayu manis dan teh yang kurang menguntungkan. Tahun 1866 tembakau, tebu tahun 1884, dan terakhir adalah kopi tahun 1916. Tanam paksa berhasil menutup deficit dan meningkatkan kemakmuran bangsa Belanda. Sehingga tepatlah ungkapan yang berbunyi “Indonesia adalah gabus tempat mengapung” bagi Belanda.
·   Sistem Usaha Swasta
Dengan kemenangan golongan liberal di parlemen Belanda maka mulai ditetapkan system ekonomi liberal yang ditandai dengan masuknya modal asing ke Indonesia. Masa ini disebut Politik Pintu Terbuka (Open Door Policy) atau politik ekonomi lberal colonial dilandasi oleh beberapa undang-undang antara lain :
1.    Indische Comptabiliteitswet tahun 1867 (UU Perbendaharaan Hindia Belanda) yang menyatakan bahwa anggaran belanja Hindia Belanda harus ditetapkan dengan Undang-undang, jadi dengan persetujuan Parlemen Belanda.
2.    Suikerwet 1870 (UU gula) berisi ketetapan bahwa tanaman tebu sebagai tanaman monopoli pemerintah berangsur-angsur akan dihilangkan sehingga di Pulau Jawa dapat diusahakan oleh pengusaha swasta.
3.    Agrarichwet 1870 (UU Agraria) berisi antara lain :
·  Tanah di Indonesia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu tanah rakyat dan tanah pemerintah
·  Tanah rakyat dibedakan atas tanah milik yang sifatnya bebas dan tanah desa yang tidak bebas. Tanah rakyat tidak boleh dijual kepada bangsa asing, hanya boleh disewakan.
·  Tanah pemerintah dapat dijual untuk tanah milik (eigendom) atau disewakan selama 75 tahun.
Tujuan undang-undang agraria adalah melindungi petani agar tidak kehilangan tanahnya serta membuka peluang orang asing untuk menyewa tanah dari rakyat Indonesia. Mulai tahun 1870 para pengusaha swasta menanam modal di Indonesia dengan membuka perkebunan misalnya tembakau, kopi, teh, kina, karet, serat nenas, dan kelapa sawit. Selain perkebunan berkembang pula usaha pertambahan contoh misak di Sumatra dan Kalimanta, batu bara di Sumatra Barat dan Selatan, Timah di Pulau Bangka.
Untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan usaha swasta dibangun sarana dan prasarana yaitu irigasi, jalan raya, jembatan dan kerata api. Angkutan laut juga dikembangkan melalui pembangunan pelabuhan Jakarta (Tanjung Priuk), Medan (Belawan) Padang (Teluk Bayur). Angkutan laut dilayani oleh perusahan pengangkutan Belanda bernama Koninklike Paketvaart Maatschappij (KPM).
Bagi Belanda system ini telah member keuntungan yang besar karena meningkatnya tanaman eksport, seperti gula, kopi, teh, kopra dan kina. Keuntungan Belanda sekitar 151 juta gulden pada tahun 1877. Bagi Bangsa Indonesia mengenal system ekonomi uang yaitu masyarakat mengenal uang tunai dari hasil sewa tanah. Dampak negatifnya yaitu mundurnya kerajinan rakyat serta sarana tradisional karena digantikan alat dan sarana yang lebih modern. Para pekerja perkebunan banyak yang mengalami penderitaan karena sebagai kuli kontrak terkuno Poenale Sanctic (Sanksi Hukuman) yang acapkali diperlakukan semena-mena.
Akhirnya pelaksanaan system usaha swasta ini mendapat kritikan dari berbagai pihak diantaranya dari Van De Venter yang akhirnya melahirkan politik etika tahun 1901.

5.      Akibat Perluasan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
Masuknya kekuasaan bangsa asing ke Indonesia telah menyebabkan perubahan tatanan politik, social, ekonomi dan budaya bagi bangsa Indonesia, sebagai berikut :
a.       Politik
Baik Daendels maupun Raffles telah meletakkan dasar pemerintahan modern. Para bupati dijadikan pegawai negeri dan diberi gaji, padahal menurut adat, kedudukan bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat. Bupati tela menjadi alat kekuasaan pemerintah colonial.
Belanda dan Inggris juga melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, misalnya soal pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia. Akibatnya peran elite kerajaan berkurang dalam bidang politik, bahkan kekuasaan pribumi mulai runtuh.
b.      Sosial Ekonomi
Eksploitasi ekonomi yang dilakukan bangsa Barat membawa berbagai dampak bagi bangsa Indonesia. Munculnya monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya perdagangan nusantara di panggung perdagangan internasional. Peranana Syahbandar digantikan oleh para pejabat Belanda.
Kebijakan tanam paksa sampai system ekonomi liberal menjadikan Indonesia sebagai penghasil bahan mentah.
Eksportirnya dilakukan oleh bangsa Belanda, pedagang perantara dipegang oleh orang timur asing terutama bangsa Cina dan bangsa Indonesia hanya menjadi pengecer, sehingga tidak memiliki jiwa wiraswasta jenis tanaman baru serta cara memeliharanya.
Dengan dilaksanakannya politik pintu terbuka, maka :
·         Pengusaha pribumi yang modalnya kecil kalah bersaing sehingga gulung tikar.
·         Perkebunan di Jawa berkembang sedangkan di Sumatra kesulitan tenaga kerja sehingga dilakukan program transmigrasi.
·         Untuk mendukung program penanaman modal Barat di Indonesia pemerintah Belanda membangun : irigasi, waduk, jalan raya, jalan kereta api, dan pelabuhan. Untuk membangun tersebut digunakan tenaga secara paksa dengan system rodi (kerja paksa).
·         Dengan memperkenalkan system sewa tanah, terjadi pergeseran dari system ekonomi barang ke system ekonomi uang yang juga menyebar ke kalangan petani.
·         Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman.
Kemunduran perdagangan di laut secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk/patuh pada tuan tanah Barat/Timur Asing. Sehingga kehidupan penduduk Indonesia mengalami kemerosotan.
c.       Budaya
·         Tindakan pemerintah Belanda untuk menghapus kedudukan menurut adat  penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah, meruntuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi.
·         Upacara dan tatacara yang berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan dengan demikian ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah.
·         Dengan merosotnya peranan politik maka para elit politik baik raja maupun bangsawan mengalihkan perhatiannya ke bidang senibudaya. Contohnya Paku Buwono V memerintahkan penulisan serat Centhini, R.Ng Ronggo Warsito menyusun Kitab Pustakaraya Purwa, Mangkunegara IV menyusun Kitab Wedatama dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar