PERKEMBANGAN
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT SERTA PENGARUH YANG DI TIMBULKAN DI
BERBAGAI DAERAH
1. Masuknya Kekuatan-Kekuatan Asing di Indonesia
Berkembangnya
pengaruh paham-paham bangsa Eropa di dunia timur termasuk Indonesia, tidak
terlepas dari keadaan eropa saat itu. Bangsa Eropa yang datang ke dunia timur
disebabkan oleh kondisi bangsa eropa yang sangat memerlukan rempah-rempah yang
didatangkan dari dunia timur. Salah satunya bangsa yang merupakan sumber
penghasil rempah-rempah adalah Indonesia.
Pada
awalnya eropa mendapatkan rempah-rempah pada bandar-bandar yang ada di laut tengah. Tetapi setelah
Kesultanan Turki Usmani mengembangkan kekuasaan di laut tengan, muncul
pelarangan terhadap pedagang-pedagang eropa melakukan kegiatan di laut tengan.
Dengan tertutupnya aktivitas perdagangan bangsa-bangsa eropa di laut tengan
muncul keinginan bangsa eropa untuk mencari sendiri pusat rempah-rempah yang
ada di dunia timur. Hal ini mengakibatkan berkembangnya penjelajahan Samudra
yang dipelopori oleh Spanyol dan Portugis.
Disamping
itu, kedatangan bangsa eropa ke dunia timur termasuk ke Indonesia juga tidak
terlepas dari kondisi eropa sebagai akibat dari Revolusi Perancis, Revolusi
Industri, dan Merkantilisme yang berdampak terhadap dunia international.
A. Revolusi Perancis (14 Juli 1789)
Revolusi Perancis adalah revolusi social dan politik akibat
tindakan absolutisme (tindakan
sewenang-wenang raja terhadap rakyat Perancis) yang ditandai dengan penyerangan
Penjara Bastille.
Semboyan Revolusi Perancis adalah Liberti (Kebebasan), Egolite
(Persamaan) dan Fraterinte
(Persaudaraan).
Revolusi Perancis sangat berpengaruh terhadap berbagai
bidang kehidupan baik bagi Perancis sendiri maupun Dunia International.
Dampat Revolusi Perancis bagi dunia international adalah :
1. Bidang
Politik
Ø Tersebarnya paham liberalisme
Ø Meluasnya perkembangan paham
demokrasi
Ø Meluasnya perkembangan paham
nasionalisme
Ø Berkembangnya ide aksi revolusioner
2. Bidang
Ekonomi
Ø Timbulnya industry-industri di eropa
Ø Kehidupan perdagangan beralih dari
pantai ke daerah pedalaman
Ø Inggris kehilangan pasar di eropa
karena Prancis menjalankan politik kontinental
3. Bidang
Sosial
Ø Penghapusan Feodalisme
Ø Pendidikan dan pengajaran merata di
semua lapisan masyarakat
Ø Berkembangnya Hak Asasi Manusia di
dunia
B. Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan suatu istilah yang menandai
perubahan yang radikal dan cepat terhadap perkembangan kemampuan manusia dalam
menciptakan peralatan kerja yang meningkatkan hasil produksi.
Revolusi Industri mula-mula berkembang di Inggris, kemudian
berkembang ke daratan Eropa dan menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Revolusi Industri membawa akibat yang sangat luas dalam berbagai
bidang kehidupan manusia seperti :
Ø Munculnya industry secara
besar-besaran
Ø Timbulnya golongan berjois dan
golongan buruh
Ø Timbulnya imperialisme modern,
Negara penjajah mencari tanah jajahan karena terdorong oleh kepentingan ekonomi
untuk memenuhi kebutuhan industry yaitu untuk mencari bahan mentah dan
memasarkan hasil industri.
C. Merkantilisme
Merkantilisme merupakan cara untuk mengatur kegiatan ekonomi
dalam pertumbuhan kapitalisme pada awal zaman modern di Eropa dengan cara :
Ø Berusaha memiliki logam mulia
sebanyak-banyaknya
Ø Menggalakkan perdagangan luar negeri
Ø Menggalakkan kegiatan industry
dengan mengubah bahan baku menjadi bahan jadi.
Ø Negara mengawasi perkembangan
ekonomi
Negara-negara yang menganut merkantilisme menggunakan emas
& perak sebagai standar kekayaan, hal ini mendorong Negara-negara eropa
untuk mencari tanah jajahan.
Kekuatan-kekuatan
asing yang masuk ke Indonesia adalah ekspedisi pelayaran yang dilakukan oleh
bangsa barat yaitu Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris sejak lahir abad
15-16 masa ini disebut Abad Penjelajahan
Samudra.
Beberapa
factor pendorong penjelajahan Bangsa Eropa adalah :
a. Kisah
perjalanan Marcopolo (1254 – 1324) seorang pedagang dari Venesia, Italia ke
Cina yang dituangkan dalam buku “Book of
Various Experiences” mengisahkan tentang keajaiban dunia atau Imago
Mundi.
b. Jatuhnya Kostantinopel,
ibukota Romawi Timur ke tangan Kesultanan Turki tahun 1453 menyebabkan
terputusnya hubungan dagang ke dunia timur. Bangsa barat berusaha mencari jalan
sendiri ke pusat rempah-rempah di Asia.
c. Adanya
semangat penaklukan (Reconquesta) terhadap orang-orang yang beragama islam
serta membuat daerah-daerah kekuasaan yang dimiliki kerajaan-kerajaan islam
tersebut.
d. Berkembangnya
teknik pelayaran dan penemuan kompas guna menentukan arah dan posisi laut.
e. Penemuan
Copernicus yang didukung oleh Galileo-Galileo menyatakan bahwa bumi ini bulat.
f. Adanya
keinginan untuk mengetahui lebih jauh mengenai rahasia alam semesta, keadaan
geografi, dan bangsa-bangsa yang tinggal di belahan bumi lainnya.
g. Ingin
memperoleh keuntungan/kekayaan sebanyak-banyaknya.
Setelah
mengetahui factor pendorong masuknya kekuatan asing di Indonesia. Uraian
berikut ini dapat anda pelajari mengenai penjelajahan bangsa-bangsa eropa sejak
akhir abad 15.
a. Penjelahan
Bangsa Portugis
Pelopor penjelajahan Portugis adalah
Pangeran Henry “Pelaut” (1294-1460) yang sampai di pantai Barat Afrika dan
mereka menemukan emas di Afrika. Pada tahun 1487 Bartholomeus Diaz mencapai
ujung Afrika Selatan yang disebut Tanjung Harapan. Penjelajahan ini lau di
teruskan oleh Vasco da Gama (1497-1499) sampai di Goa (India). Dari India para
penjelajah kembali Lisabon/Lisboa dengan membawa barang dagangan yang sangat
berharga.
b. Spanyol
Bangsa Spanyol berlayar ke arah
Barat. Dasar penjelajahan kedua Bangsa tersebut adala kesepakatan/Perjanjian
Thordesillas tahun 1492 setelah Spanyol dan Portugis sepakat meminta restu Paus
untuk menyebarkan ajaran agama Katolik ke seluruh dunia.
Isi dari Perjanjian Thordesillas
menetapkan : Portugis berlayar ke Timur dan Spanyol ke Barat masing-masing
kepulauan Tanjung Verdee yang terletak di sebelah Barat Afrika
Para penjelajah samudra yang berasal
dari Spanyol adalah : Columbus dan Magelhaens (Magellan) Columbus melakukan
empat kali pelayaran ke Amerika antara tahun 1492-1502 dan menemukan kepulauan
Karibia. Sampai ia wafat pulau-pulau yang pernah didaratinya seperti Haiti,
Yamaica, Puerto, Rico, Cuba, Deminica, dan Hondures diyakininya sebagai India.
Magelhaens berlayar dari Spanyol kea
rah barat daya melintasi Samudra Atlantik sampai di ujung selatan Amerika yang
disebut selat Magelhaens kemudian menyebrangi Samudara Pasifik dan mendarat di
Philipina tahun 1521. Magelhaens terbunuh. Pelayaran dilanjutkan oleh Sebastian
del Cano yang tiba di Maluku (Tidore) pada tahun 1522. Pelayaran Magelhaens
berpengaruh bagi dunia ilmu pengetahuan, yaitu :
1. Bukti
bahwa bumi bulat.
2. Samudra
Pasifik demikian luas.
3. Bumi ini
lebih besar dibandingkan dengan yang selama ini dipercaya orang.
Untuk menghindari permusuhan antara
kedua Negara tersebut maka diperbaharuilah perjanjian Thordesillas menjadi
perjanjian Saragosa pada tahun 1521 dengan isi :
1. Daerah
kekuasaan dan pelayaran Portugis adalah dari Brazilia ke Timur sampai Halmahera
(Maluku).
2. Spanyol
berkuasa atas Mexico ke Barat terus sampai Philipina.
c. Belanda
Pada tahun 1580 Portugis diduduki
oleh Spanyol sementara itu Belanda terlibat perang kemerdekaan melawan Spanyol
thaun 1568-1648 maka oleh Spanyol para pedagang Belanda tidak diijinkan membeli
rempah-rempah yang terpusat di Lisabon. Para pedagang Belanda kemudian berusaha
mencari sendiri pusat rempah-rempah di dunia Timur.
Para petualang Belanda beruntung
karena mereka memperoleh informasi perjalanan bangsa Portugis ke Asia dan
Indonesia dari Jan Huygen Van Linschoten, seorang penjelajahan Belanda yang
ikut pelayaran Portugis sampai ke Indonesia
Pada tahun 1596, Cornelis de Houtman
dengan empat buah kapal berawak 249 orang mendarat di Banten. Kehadiran Belanda
di Nusantara mengawali penjajahan di Indonesia ditandai dengan terbentuknya VOC
(Verenigde Oost Indische Compagnie) tahun 1602.
d. Inggris
Kedatangan pedagang Barat (Spanyol,
Portugis dan khususnya Belanda) menjadi awal berkembangnya kolonialisme Belanda
di Indonesia, karena dalam perkembangannya Belanda merupakan satu-satunya
Bangsa Eropa yang mampu menancapkan kekuasaannya yang permanen hingga ratusan
tahun.
2. VOC (Vereenigde Osst Indische Compagnie)
VOC di
bentuk pada tanggal 20 Maret 1602 dengan tujuan adalah menghindarkan persaingan
antar pengusaha Belanda (intern) serta mampu menghadapi persaingan dengan
bangsa lain terutama Spanyol dan Portugis sebagai musuhnya (ekstern).
Kepemimpinan
VOC di pegang oleh dewan beranggotakan 17 orang yang berkedudukan di Amsterdam.
Oleh pemerintah Belanda, VOC diberi oktroi (hak istimewa) sebagai berikut :
1. Dianggap
sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia.
2. Monopoli
perdagangan.
3. Mencetak
uang mengedarkan uang sendiri.
4. Mengadakan
perjanjian.
5. Menaklukkan
perang dengan Negara lain.
6. Menjalankan
kekuasaan kehakiman.
7. Pemungutan
pajak.
8. Memiliki
angkatan perang sendiri.
9. Mengadakan
pemerintahan sendiri.
Untuk
melaksanakan kekuasaannya di Indonesia diangkatlah jabatan Gubernur Jenderal
VOC antara lain :
1. Pieter
Both, merupakan Gubernur Jendral VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619 di
Ambon.
2. Jan
Pieterzoon Coen, merupakan Gubernur Jenderal kedua yang memindahkan pusat VOC
dari Ambon ke Jayakarta (Batavia). Karena letaknya strategis di tengah-tengah
Nusantara memudahkan pelayaran ke Belanda.
Setelah
berpusat di Batavia, VOC melakukan perluasan kekuasaan dengan pendekatan serta
campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia antara lain Mataram,
Banten, Banjar, Sumatra, Gowa (Makasar) serta Maluku. Akibat hak monopoli yang
dimilikinya. VOC memaksakan kehendaknya sehingga menimbulkan permusuhan dengan
kerajaan-kerajaan di Nusantara. Untuk menghadapi perlawanan bangsa Indonesia
VOC meningkatkan kekuatan militernya serta membangun benteng-benteng seperti di
Ambon, Makasar, Jayakarta dan lain-lain.
Cara yang
dilakukan VOC untuk memperoleh monopoli perdagangan di Indonesia yaitu :
1. Melakukan
pelayaran hongi untuk memberantas penyelundupan. Ini dilakukan untuk merampas setiap
kala penduduk yang menjual langsung rempah-rempah kepada pedagang asing seperti
Inggris, Perancis, dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai dipelabuhan Makasar.
Hongi adalah nama jenis perahu di Maluku yang bentuknya panjang dipakai untuk
patrol laut Belanda yang didayung secara paksa oleh penduduk setempat.
2. Melakukan
Ekstirpasi yaiatu penebangan tanaman, milik rakyat dengan tujuan mempertahankan
agar harga rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen berlebihan (over
produksi).
3. Perjanjian
dengan raja-raja setempat terutama yang kalang perang wajib menyerahkan hasil
bumi yang dibutuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC. Penyerahan Wajib ini
disebut Verplichte Leverantien.
4. Rakyat
wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak, yang disebut dengan Contingenten.
Seiring
dengan perubahan permintaan dan kebutuhan di Eropa dari rempah-rempah ke
tanaman industry yaitu Kopi, Gula dan teh. Maka pada abad ke 18 VOC mengalihkan
perhatiannya untuk menanam ketiga jenis barang komoditi tersebut. Misalnya tebu
di Muara Angke (sekiat Batavia), kopi dan teh di daerah Priangan.
Dalam
melaksanakan pemerintahan VOC banyak mempergunakan tenaga Bupati. Sedangkan
bangsa Cina dipercaya untuk pemungutan pajak dengan cara menyewakan desa untuk
beberapa tahun lamanya.
Pada
pertengahan abad ke 18 VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab sehingga
dibubarkan yaitu :
1. Banyak
pengawai VOC yang curang dan korupsi.
2. Banyak
pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari Gowa.
3. Banyaknya
gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang
banyak.
4. Pembayaran
Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah pemasukan
VOC kekurangan.
5. Bertambahnya
saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis.
6. Perubahan
politik di Belanda dengan berdirinya Republik Batak 1795 yang demokratis dan
liberal menganjurkan perdagangan bebas.
Berdasarkan alasan diatas maka VOC dibubarkan pada tanggal
31 Desember 1799 dengan hutang 136,7 Juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan
berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah kekuasaan di
Indonesia.
3. Terbentuknya Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda
Situasi di
Eropa membawa perubahan pemerintahan di Belanda. Pada tahun 1795 tentara
Perancis menyerbu Belanda sehingga pangeran willem V melarikan diri ke Inggris.
Kerajaan Belanda (Holand) selanjutnya dipimpin oleh Louis Napoleon, adik
Napoleon Bonaparte, Kaisar Prancis. Louris Napoleon kemudian mengangkat Gubernur
Jenderal untuk memerintah daerah colonial Hindia Belanda bernama Herman Willem
Daendels.
a.
Masa Pemerintahan H.W Daendels di
Indonesia (1808-1811)
Pada masa Daendels berkuasa, Prancis bermusuhan dengan
Inggris dalam perang koalisi di Eropa. Maka tugas utama Daendels di Hindia
Belanda adalah mempertahankan pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris.
Untuk melaksanakan tugas tersebut langkah-langkah yang
ditempuh H.W Daendels adalah sebagai berikut :
1. Bidang
Pertahanan
· Menambah
jumlah prajurit menjadi 18.000 yang sebagian besar dari suku-suku bangsa di
Indonesia (pribumi).
· Membangun
benteng di beberapa kota dan pusat pertahanannya di Kalijati Bandung.
· Membangun
jalan raya dari Anyer sampai Penarukan kurang lebih 1.000 Kilometer yang
diselesaikan dalam waktu 1 tahun dengan kerja paksa/rodi di setiap 7 kilometer
dibangun pos jaga.
· Membangun
armada laut dan pelabuhan armada dengan pusat di Surabaya.
2. Bidang
Keuangan
·
Mengeluarkan
mata uang kertas.
·
Menjual
tanah produktif milik rakyat kepada swasta sehingga muncul tanah swasta
(partikelir) yang banyak dimiliki orang Cina, Arab dan Belanda.
·
Meningkatkan
pemasukan uang dengan cara-cara sebelumny (VOC) yaitu memborongkan pungutan
pajak. Contingenten, penanaman kopi, dll.
3. Bidang
Pemerintahan
·
Membentuk
secretariat Negara untuk membereskan administrasi Negara.
·
Kedudukan
Bupati sebagai penguasa tradisional diubah menjadi pegawai pemerintahan dan
digaji.
·
Memindahkan
pusat pemerintahan dari Sunda Kelapa ke Welterreden (sekarang gedung Mahkamah
Agung di Jakarta).
·
Pulau
Jawa dibagi menjadi 9 wilayah.
·
Membangun
kantor-kantor pengadilan.
Sisi negative dari pemerintahan Daendels adalah membiarkan
terus praktek perbudakan serta hubungan dengan raja-raja di Jawa yang buruk,
sehingga menimbulkan perlawanan. Pada tahun 1811 Daendels ditarik ke Eropa
digantikan oleh Gubernur Jendral Jansen yang semula bertugas di Tanjung Harapan
(Afrika Selatan).
b.
Masa Pemerintahan Thomas Stamfort
Raffles di Indonesia 1811-1816
Pada tahun 1811 pimpinan Inggris di
India yaitu Lord Muito memerintahkan Thomas Stamford Raffles yang berkedudukan
di Penang (Malaya) untuk menguasai Pulau Jawa. Dengan mengerahkan 60 kapal,
Inggris berhasil menduduki Batavia pada tanggal 26 Agustus 1811 dan pada
tanggal 18 September 1811 Belanda menyerah melalui Kapitulasi Tuntang dengan isi :
1. Pulau Jawa
dan sekitarnya di kuasai Inggris.
2. Semua
tentara Belanda menjadi tawanan Inggris.
3. Orang
Belanda dapat dijadikan pegawai Inggris
Pemerintahan Inggris di Indonesia
dipegang oleh Raffles yang diangkat sebagai Letnan Gubernur dengan tugas
mengatur pemerintahan dari peningkatan perdagangan dan keamanan.
1. Bidang
Pemerintahan
· Membagi Pulau Jawa menjadi 18
Keresidenan/kecamatan.
· Mengangkat Bupati menjadi pegawai
negeri yang digaji.
· Mempraktekkan system yuri dalam
pengadilan seperti di Inggris.
· Melarang adanya perbudakan.
· Membangun pusat pemerintahan di
Istana Bogor.
2. Bidang
Perekonomian dan Keuangan
· Melaksanakan system sewa tanah (Land
Rente), tindakan ini didasarkan pada pendapatan bahwa pemerintah Inggris adalah
yang berkuasa atas semua tanah, sehingga penduduk yang menempati tanah wajib
membayar pajak.
· Meneruskan usaha yang pernah
dilakukan Belanda misalnya penjualan tanah kepada swasta, serta penanaman kopi.
· Melakukan penanaman bebas,
melibatkan rakyat ikut serta dalam perdagangan.
· Memonopoli garam agar tidak dipermainkan
dalam perdagangan karena sangat penting bagi rakyat.
· Menghapus segala penyerahan wajib
dan kerja rodi.
Pemerintahan Raffles hanya bertahan
sampai tahun 1816 karena keadaan di negeri jajahan rupanya sangat tergantung
pada keadaan di negeri Eropa. Pada tahun 1814 Napoleon Bonaparte kalah melawan
raja-raja di Eropa dalam perang koalisi. Untuk memulihkan kembali keadaan Eropa
maka diadakan kongres Wina 1814 sedangkan antara Inggris dan Belanda di
tindaklanjuti.
Convention of London 1814 yang berisi :
1. Belanda
menerima kembali jajahannya yang diserahkan kepada Inggris dalam kapitulasi
Tuntang.
2. Inggris
memperoleh Tanjung Harapan dan Srilangka dari Belanda.
Konsekuensi dari penjajahan tersebut
maka Inggris meninggalkan Pulau Jawa. Raffles kemudian menduduki pos di
Bengkulu. Pada tahun 1819 Inggris berhasil memperoleh Singapura dari Sultan
Johor. Pada tahun 1824 Inggris dan Belanda kembali berunding melalui Treaty
of London tahun 1824 isinya antara lain :
1. Belanda
memberikan Malaka kepada Inggris dan sebaliknya Inggris memberikan Bengkulu
kepada Belanda.
2. Belanda
dapat berkuasa di sebelah selatan garis parallel Singapura sedangkan Inggris di
sebelah utaranya.
4. Berlakunya Sistem Tanam Paksa dan Usaha Swasta
Setelah
kembali menguasai Indonesia, pemerintahan Belanda dipegang oleh 3 orang
komisaris Jenderal yaitu Elout, Vander Capellen dan Buyskes. Keuangan Belanda
merosot karena selain kerugian VOC yang harus di bayar juga karena biaya yang
amat besar untuk menghadapi perang Diponegoro dan perang Paderi. Di Eropa,
Belgia memisahkan diri pada tahun 1830 padahal daerah industri banyak di
wilayah Belgia.
Untuk
mengatasi kesulitan ekonomi tersebut diberangkatkan Johannes Van de Bosch
sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda dengan tugas meningkatkan penerimaan
Negara untuk mengatasi masalah keuangan. Cara yang dilakukan oleh Van de Bosch
untuk meningkatkan penerimaan Negara yaitu memberlakukan system tanam yang
kemudian menjadi tanam paksa. Peraturan tanam paksa yang dikeluarkan Van de
Bosch mewajibkan rakyat membayar pajak dalam bentuk hasil pertanian (inatura),
khususnya kopi, tebu dan nila. Dengan demikian akan diperoleh barang eksport
yang banyak untuk dikirim ke Belanda dan dijual ke Eropa serta Amerika.
Ketentuan-ketentuan pokok tanah paksa yaitu :
1. Penduduk
diharuskan menyediakan sebagian tanahnya untuk tanaman yang laku dijual (di
eksport) ke Eropa.
2. Tanah yang
dipergunakan tidak melebihi 1/5 tanah yang dimiliki penduduk desa.
3. Waktu
untuk memelihara tanaman tidak melebihi waktu yang diperlukan untuk memelihara
tanaman padi.
4. Bagian
tanah yang ditanami tersebut bebas pajak.
5. Bila hasil
bumi melebihi nilai pajak yang harus dibayar rakyat maka kelebihan hasil bumi
tersebut diberikan kepada rakyat.
6. Jika gagal
panen yang tidak disebabakan oleh kesalahan petani maka kerugian ditanggung
pemerintah.
7. Penduduk
yang bukan petani wajib bekerja di kebun, pabrik atau pengangkutan untuk
kepentingan Belanda.
Peraturan
tanam paksa tersebut tidak di jalankan dengan baik oleh para Bupati, Kepala
Desa, dan Pegawai Belanda sehingga membebani rakyat jika peraturan tanam paksa
dilaksanakan dengan baik tidak akan membebani rakyat. Penyimpangan itu terjadi
karena adanya iming-iming agar para bupati, kepala desa serta pegawai Belanda
yang bekerja dengan sungguh-sungguh akan diberi perangsang yang disebut Culture
Crosenten yaitu bagian (prosen) dari tanaman yang disetor sebagai bonus selain
pendapatan yang biasa mereka terima. Contoh penyimpangan adalah tanah yang
dipakai bias lebih dari 1/5 bagian, selisih harga tidak diberikan kepada ke
petani, kegagalan panen ditanggung petani, rakyat masih diwajibkan kerja rodi.
Dengan penyimpangan tersebut para aparat pemerintah dan bupati dapat
mengumpulkan Cultur Rocenten yang banyak untuk memperkaya diri di atas
penderitaan rakyat. Terjadi kemiskinan, kelaparan dan kematian. Contoh di
Cirebon (1844), Denmark (1848), Grobogan Purwodari (1849).
Penyimpangan
terhadap aturan tanam paksa menimbulkan reaksi, berbagai pihak menuntut
dihapuskan. Reaksi terhadap penyimpangan tanam paksa yaitu datang dari :
1. Golongan
humanis yang berjuang untuk kemanusiaan yaitu :
· Baron Van Houvel, seorang pendeta
yang mengungkapkan kesengsaraan rakyat akibat tanam paksa baik di majalah,
forum pertemuan maupun di DPR Belanda.
· Eduard Douwes Dekker dengan nama
samara Multatuli (Berarti aku yang banyak menderita) yang mengarang buku dengan
judul Max Havelaar atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda
pada tahun 1858. Ia melukiskan penderitaan rakyat akibat tanam paksa.
2. Golongan
Pengusaha Swasta Belanda yang menghendaki adanya kebebasan berusaha di
Indonesia melalui sidang parlemen di Belanda. Sehingga tanam paksa mulai
dihapuskan secara bertahap yaitu pada tahun 1865 tanaman nila, kayu manis dan
teh yang kurang menguntungkan. Tahun 1866 tembakau, tebu tahun 1884, dan
terakhir adalah kopi tahun 1916. Tanam paksa berhasil menutup deficit dan
meningkatkan kemakmuran bangsa Belanda. Sehingga tepatlah ungkapan yang
berbunyi “Indonesia adalah gabus tempat mengapung” bagi Belanda.
· Sistem Usaha Swasta
Dengan kemenangan golongan liberal
di parlemen Belanda maka mulai ditetapkan system ekonomi liberal yang ditandai
dengan masuknya modal asing ke Indonesia. Masa ini disebut Politik Pintu Terbuka (Open Door Policy) atau politik ekonomi
lberal colonial dilandasi oleh beberapa undang-undang antara lain :
1. Indische
Comptabiliteitswet tahun 1867 (UU Perbendaharaan Hindia Belanda) yang
menyatakan bahwa anggaran belanja Hindia Belanda harus ditetapkan dengan
Undang-undang, jadi dengan persetujuan Parlemen Belanda.
2. Suikerwet
1870 (UU gula) berisi ketetapan bahwa tanaman tebu sebagai tanaman monopoli
pemerintah berangsur-angsur akan dihilangkan sehingga di Pulau Jawa dapat
diusahakan oleh pengusaha swasta.
3. Agrarichwet
1870 (UU Agraria) berisi antara lain :
· Tanah di Indonesia dibedakan menjadi
2 bagian yaitu tanah rakyat dan tanah pemerintah
· Tanah rakyat dibedakan atas tanah
milik yang sifatnya bebas dan tanah desa yang tidak bebas. Tanah rakyat tidak
boleh dijual kepada bangsa asing, hanya boleh disewakan.
· Tanah pemerintah dapat dijual untuk
tanah milik (eigendom) atau disewakan selama 75 tahun.
Tujuan
undang-undang agraria adalah melindungi petani agar tidak kehilangan tanahnya
serta membuka peluang orang asing untuk menyewa tanah dari rakyat Indonesia.
Mulai tahun 1870 para pengusaha swasta menanam modal di Indonesia dengan
membuka perkebunan misalnya tembakau, kopi, teh, kina, karet, serat nenas, dan
kelapa sawit. Selain perkebunan berkembang pula usaha pertambahan contoh misak
di Sumatra dan Kalimanta, batu bara di Sumatra Barat dan Selatan, Timah di
Pulau Bangka.
Untuk
mendukung pelaksanaan dan pengembangan usaha swasta dibangun sarana dan
prasarana yaitu irigasi, jalan raya, jembatan dan kerata api. Angkutan laut
juga dikembangkan melalui pembangunan pelabuhan Jakarta (Tanjung Priuk), Medan
(Belawan) Padang (Teluk Bayur). Angkutan laut dilayani oleh perusahan
pengangkutan Belanda bernama Koninklike Paketvaart Maatschappij (KPM).
Bagi
Belanda system ini telah member keuntungan yang besar karena meningkatnya
tanaman eksport, seperti gula, kopi, teh, kopra dan kina. Keuntungan Belanda
sekitar 151 juta gulden pada tahun 1877. Bagi Bangsa Indonesia mengenal system
ekonomi uang yaitu masyarakat mengenal uang tunai dari hasil sewa tanah. Dampak
negatifnya yaitu mundurnya kerajinan rakyat serta sarana tradisional karena
digantikan alat dan sarana yang lebih modern. Para pekerja perkebunan banyak
yang mengalami penderitaan karena sebagai kuli kontrak terkuno Poenale Sanctic
(Sanksi Hukuman) yang acapkali diperlakukan semena-mena.
Akhirnya
pelaksanaan system usaha swasta ini mendapat kritikan dari berbagai pihak
diantaranya dari Van De Venter yang akhirnya melahirkan politik etika tahun
1901.
5. Akibat Perluasan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
Masuknya
kekuasaan bangsa asing ke Indonesia telah menyebabkan perubahan tatanan
politik, social, ekonomi dan budaya bagi bangsa Indonesia, sebagai berikut :
a.
Politik
Baik Daendels maupun Raffles telah
meletakkan dasar pemerintahan modern. Para bupati dijadikan pegawai negeri dan
diberi gaji, padahal menurut adat, kedudukan bupati adalah turun temurun dan
mendapat upeti dari rakyat. Bupati tela menjadi alat kekuasaan pemerintah
colonial.
Belanda dan Inggris juga melakukan
intervensi terhadap persoalan kerajaan, misalnya soal pergantian tahta kerajaan
sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia. Akibatnya peran elite
kerajaan berkurang dalam bidang politik, bahkan kekuasaan pribumi mulai runtuh.
b. Sosial
Ekonomi
Eksploitasi ekonomi yang dilakukan
bangsa Barat membawa berbagai dampak bagi bangsa Indonesia. Munculnya monopoli
dagang VOC menyebabkan mundurnya perdagangan nusantara di panggung perdagangan
internasional. Peranana Syahbandar digantikan oleh para pejabat Belanda.
Kebijakan tanam paksa sampai system
ekonomi liberal menjadikan Indonesia sebagai penghasil bahan mentah.
Eksportirnya dilakukan oleh bangsa
Belanda, pedagang perantara dipegang oleh orang timur asing terutama bangsa
Cina dan bangsa Indonesia hanya menjadi pengecer, sehingga tidak memiliki jiwa
wiraswasta jenis tanaman baru serta cara memeliharanya.
Dengan dilaksanakannya politik pintu
terbuka, maka :
·
Pengusaha
pribumi yang modalnya kecil kalah bersaing sehingga gulung tikar.
·
Perkebunan
di Jawa berkembang sedangkan di Sumatra kesulitan tenaga kerja sehingga
dilakukan program transmigrasi.
·
Untuk
mendukung program penanaman modal Barat di Indonesia pemerintah Belanda
membangun : irigasi, waduk, jalan raya, jalan kereta api, dan pelabuhan. Untuk
membangun tersebut digunakan tenaga secara paksa dengan system rodi (kerja
paksa).
·
Dengan
memperkenalkan system sewa tanah, terjadi pergeseran dari system ekonomi barang
ke system ekonomi uang yang juga menyebar ke kalangan petani.
·
Daerah
Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman.
Kemunduran perdagangan di laut
secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan
feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk/patuh pada tuan tanah
Barat/Timur Asing. Sehingga kehidupan penduduk Indonesia mengalami kemerosotan.
c.
Budaya
·
Tindakan
pemerintah Belanda untuk menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan menjadikan mereka
pegawai pemerintah, meruntuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi.
·
Upacara
dan tatacara yang berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan dengan
demikian ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah.
·
Dengan
merosotnya peranan politik maka para elit politik baik raja maupun bangsawan
mengalihkan perhatiannya ke bidang senibudaya. Contohnya Paku Buwono V
memerintahkan penulisan serat Centhini, R.Ng Ronggo Warsito menyusun Kitab
Pustakaraya Purwa, Mangkunegara IV menyusun Kitab Wedatama dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar