Minggu, 25 November 2012

Kelas X Semester 2 Bab IV




A.   Manfaat dan Nilai Suatu Barang
Perilaku Konsumen dan Perilaku Produsen
1.      Guna atau Manfaat Barang
Suatu barang diperlukan manusia jika barang tersebut berguna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika tidak diperlukan, maka suatu barang tidak mempunyai nilai guna bagi seseorang.
Macam-macam kegunaan atau manfaat suatu barang :

a.       Kegunaan Bentuk (Utility Piece)
Suatu barang akan lebih berguna jika diubah bentuk asalnya. Misalnya : kayu menjadi perabotan rumah tangga dan benang menjadi kain.
b.      Kegunaan Tempat (Utility of Piece)
Suatu barang akan lebih berguna jika berada pada tempat yang tepat. Misalnya : selimut tebal digunakan di tempat yang berhawa sejuk.
c.       Kegunaan Kepemilikan (Ownership Utility)
Suatu barang akan lebih berguna jika telah disewa atau dimiliki oleh orang yang membutuhkan. Misalnya : buku pelajaran di toko buku tidak mempunyai nilai guna, tetapi jika dimiliki oleh pelajar akan berguna untuk meningkatkan kepandaian. Kamar hotel akan berguna jika di sewa oleh orang yang membutuhkan.

d.      Kegunaan Waktu (Utility of Time)
Suatu barang akan lebih berguna jika digunakan pada waktu yang tepat. Misalnya : jas hujan digunakan pada saat hujan.
e.       Kegunaan pelayanan (Service Utility)
Suatu barang akan lebih berguna jika dapat memberikan jasa. Misalnya : televise akan berguna jika ada siaran.
f.       Kegunaan Dasar (Elementary Utility)
Kegunaan dasar adalah peningkatan dari bahan dasar menjadi bahan jadi yang mempunyai nilai guna yang lebih tinggi dari pada barang asalnya. Misalnya kapas sebagai bahan dasar pembuatan benang sebagai bahan dasar pembuatan kain.

2.      Nilai Barang
Suatu barang dan jasa dikatakan bernilai, karena mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Nilai barang dan jasa dapat dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai berikut :
a.       Nilai pakai.
b.      Nilai tukar.

B.   Teori Konsumsi
1.      Hubungan antara Jumlah dan Kegunaan Suatu Barang
Jumlah barang yang dimiliki dan kegunaannya sangat mempengaruhi tingkat kepuasaan konsumen terhadap barang tersebut. Budi yang hanya mempunyai sepasang sepatu untuk pergi ke sekolah mempunyai tingkat kepuasan berbeda dalam mengkonsumsi sepatu dibandingkan dengan Anton yang mempunyai 3 pasang sepatu. Nilai pakai sepatu bagi Budi lebih besar daripada nilai pakai sepatu bagi Anton. Jika sepasang sepatu Budi rusak, karena digunakan setiap hari. Budi akan merasa sangat kehilangan dan kegiatannya akan terganggu. Ia akan segera membeli sepatu baru untuk menggantinya. Bagi Anton yang mempunyai 3 pasang sepatu tidak terlalu mengganggu aktivitasnya karena ia dapat menggunakan sepatu yang lainnya.
Dengan demikian, manfaat suatu barang bagi tiap-tiap orang akan berbeda-beda tergantung kualitas dari barang yang dimiliki/dikonsumsi.

2.      Hukum Gossen I
Jika manusia pada saat tertentu hanya mengkonsumsi satu jenis barang saja maka tingkat kepuasaan yang diperoleh akan bertambah terus tetapi tidak secara proporsional, lama kelamaan cenderung menurun bahkan tidak proporsional berarti bertambahnya utility yang diperoleh tidak seimbang dengan pertambahan unit yang dikonsumsi.
Hukum Gossen I ini berbunyi : Jika jumlah suatu barang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu terus bertambah, maka kepuasan yang diperoleh akan menjadi negative dan kepuasan total menjadi berkurang.
Namun Hukum Gossen I ini mempunyai kelemahan. Dalam praktik, orang tidak akan memuaskan satu macam kebutuhan sampai sepuas-puasnya, tetapi setelah mencapai titik kepuasan tertentu akan menyusul kebutuhan lainnya.
3.      Hukum Gossen II
Hukum Gossen II membatasi jumlah objek konsumsi terdiri atas 1 jenis barang. Pada kenyataannya konsumen memerlukan bermacam-macam jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan sumber dana terbatas konsumen harus mencari kombinasi unit dari berbagai jenis barang agar semua kebutuhannya bisa terpenuhi dan kepuasan maksimal terpacai.
Hukum Gossen II berbunyi : Seorang konsumen akan membagi-bagi pengeluaran uangnya untuk membeli berbagai macam barang sedemikian rupa sehingga kebutuhannya akan terpenuhi secara seimbang.
Hukum Gossen II tersebut merupakan pemuasan kebutuhan secara horizontal. Pemuasan kebutuhan secara horizontal, yaitu pemuasan kebutuhan tidak bertumpu pada satu jenis barang saja, melainkan berusaha untuk memenuhi kebutuhan akan barang lainnya.

C.   Fungsi Produksi
Fungsi Produksi adalah hubungan antara jumlah barang yang dihasilkan (output) dengan factor-faktor produksi yang digunakan (input). Jumlah baarang yang akan dihasilkan tergantung pada penggunaan factor-faktor produksinya. Jika menginginkan hasil yang semakin banyak, semakin banyak pula factor produksi yang digunakan.
Menurut prilaku penggunaannya, factor produksi ada 2 kelompok, yaitu :
a.       Faktor Produksi Tetap
Factor produksi tetap adalah factor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung jumlah barang yang hasilkan. Factor produksi ini harus tetap ada walaupun tidak terjadi proses produksi.
b.      Factor Produksi Tidak Tetap
Factor produksi variabel adalah factor produksi yang jumlah penggunaannya tergantung jumlah barang yang dihasilkan. Penggunaan factor produksi variabel berubah-ubah sesuai perubahan jumlah produksi yang diinginkan.

D.   Teori Produksi
Dengan penggunaan factor produksi tetap (misalnya mesin dan bangunan) yang sama, penambahan factor produksi variabel (misalnya tenaga kerja dan modal) yang selalu dilakukan dalam suatu usaha tidak selalu merupakan proses produksi yang efisien, yang akan memberikan peningkatan hasil yang sebanding.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar